SUBANG.(MSS),-SMK Pariwisata Ciasem yang berada di Dusun Dukuh Girang Desa Dukuh Kec.Ciasem terancam bubar menyusul Kepala Sekolah (Kepsek),Nurul Huda yang diduga tersandung hukum.
Keterangan yang diperoleh “MSS” Jum’at (15/11) menyebutkan, dengan sudah tidak aktifnya Nurul Huda sebagai Kepsek di sekolah tersebut membuat pihak sekolah merasa kelimpungan. Pasalnya, sejumlah dokumen serta kebutuhan untuk berlangsungnya proses belajar-mengajar tidak lagi tersedia namun yang ada hanya beberapa bagian saja.
“Kami harus berusaha untuk membenahi baik itu administrasi maupun kebutuhan yang menyangkut sekolah termasuk honor guru-guru yang harus dibayar ,”kata salah seorang guru Ali Munawar yang dituakan di sekolah tersebut.
Malahan tambahnya, dirinya terpaksa harus mengurus segala keperluan sekolah dan bolak-balik ke Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Provinsi Jabar wilayah IV yang berada di Kab.Karawang agar sekolahnya tetap berlanjut. “Saya masih berusaha untuk sekolah ini agar bisa terus berlanjut akan tetapi kalau sudah tidak kuat ya terpaksa dilepaskan,”jelasnya.
Apalagi lanjutnya, untuk menghadapi ujian yang akan datang diperlukan sejumlah unit komputer yang sekarang sudah tidak ada dan perlu untuk mengadakan peralatan tersebut. “Seakarang saja siswa yang sudah lulus untuk mengambil ijazah merasa kesulitan karena harus mengambil ijazah tersebut ke Kepsek,”keluhnya.
Namun pihaknya juga mempertanyakan proses hukum yang terjadi pada Kepsek (Nurul Huda-red) sudah sejauh mana prosesnya. “Saya tidak tahu kelanjutan prooses hukumnya seperti apa,”katanya
Seperti diberitakan sebelumnya, sudah sekitar 3 bulan SMK Pariwisata Ciasem ditinggalkan Kepseknya.”Dan sejak bulan September 2019 dia (kepsek) tidak ngantor,”kata Riyan salah seorang guru di sekolah tersebut kepada “MSS” Rabu (13/11).
Menurutnya, SMK Pariwisata Ciasem yang merupakan Yayasan Darul Huda jumlah siswa semuanya sekitar 100 orang ini masih melakukan aktifitasnya namun sejak Kepsek sudah tidak lagi masuk kantor dirinya merasa tidak nyaman dengan banyaknya yang datang menanyakan hal tersebut. “Sudah banyak yang datang kesini (SMK Pariwisata-red) dengan maksud yang sama.
Ketika “MSS” mempertanyakan arti “maksud yang sama” tersebut Riyan tak memberikan penjelasan, namun dirinya meminta agar jangan membuat kisruh sekolah tersebut.
Sementara menurut salah seorang guru, Otong, sudah lima bulan honor guru belum dibayar akan tetapi dirinya mengaku karena untuk kepentingan siswanya ia tetap melakukan aktiitasnya mengajar.(AM)