SUBANG, (MSS)-Jembatan merupakan salah satu sarana penghubung dan jalur transportasi ekonomi untuk warga sekitar dan di wilayah suatau daerah, dan keberadaannya diharapkan oleh masyarakat.
Untuk itu warga Kec.Blanakan meminta kepada pihak pemerintah agar pembangunan jembatan Tanjungtiga-Muara (TAMARA) yang menghubungkan kedua desa di Kec.Blanakan tersebut segera diselesaikan. Pasalnya, sudah sekitar satu tahun lebih masih terlihat “ngagrak” dan baru tihang beton yang sudah terpancang di lokasi tersebut.
Berdasarkan keterangan yang diperoleh “MSS” Jum’at (29/7) menyebutkan, pembangunan jembatan TAMARA yang sudah sekitar satu tahun lbih berjalan dibangun masih terlihat ngagrak dan belum selesai, namun pembangunan itu baru selesai pemasangan tihang beton saja, sedangkan penyelesaiannya masih jauh.
Dengan ngagraknya pembangunan jembatan membuat sejumlah warga meminta kepada pemerintah untuk segera menyelesaikan pembangunan jembatan tersebut, karena jembatan itu sangat diperlukan oleh masyarakat. “Kalau bisa pemerintah segera untuk menyelesaikan pembangunan jembatan itu, demi untuk kebutuhan masyarakat khususnya jalur ekonomi.”kata salah seorang warga Desa Muara , Salim.
Menurutnya, jembatan TAMARA yang menghubungkan antara Desa Muara dengan Desa Tanjungtiga yang selama ini sebelumnya menggunakan jembatan gantung yang terbuat dari bamboo tidak bisa dilalui oleh kendaraan roda empat. Malahan bila banjir dating jembatan tersebut sering ternedam dan tak bisa dilalui.
Sementara informasi yang diperoleh dari pelaksana proyek jembatan TAMARA, pelaksanaan pembangunan jembatan tersebut baru dikerjakan pada tahap satu dan masih ada kelanjutannya ke tahap kedua. Tahap pertama sudah diselesaikan hingga bulan Nopember 2015. Pembangunan jembatan TAMARA menelan dana Rp.3,3 miliar, dana tersebut merupakan dana pembangunan tahap pertama dan baru dikerjakan pemasangan tihang beton. Pelaksanaan pembangunan jembatan TAMARA tidak akan selesai satu atau dua tahun, malahan pelaksanaan pembangunan sekarang ini merupakan pembangunan tahap pertama saja, sehingga pelaksanaan baru membuat pir (beton yang disimpan ditengah sungai-red) dan abudmen (pondasi yang dibuat didarat sebagai benteng jembatan-red).
Bila nanti jembatan tersebut selesai maka akses ekonomi serta pendidikan akan berjalan normal dan tidak ada hambatan. Pasalnya, selama ini bila banjir melanda transportasi bisa terputus karena adanya jembatan gantung. Dengan jembatan beton maka tak ada halangan begitu juga kendaraan roda empat bisa melewatinya(andar).