KARAWANG.(MSS),- Para petani dihimbau agar melakukan pengawasan untuk pengendalian hama wereng coklat sejak dini disetiap petakan sawah secara intens, hingga populasinya bisa terdeteksi lebih awal. Lalu jika kedapatan ada serangan melebihi ambang ekonomi kurang lebih ada 10 ekor dalam satu rumpun, maka perlu dilakukan tindakan penyemprotan Intektisida yang dianjurkan.
“Kami telah melakukan kegiatan penyuluhan di tiap kelompok tani yang tergabung di Gapoktan yang ada di setiap desa,” kata Kepala BP3K Kecamatan Jatisari, Samsudin.
Menurutnya, Kecamatan Jatisari yang memiliki luas area pertanian 4067 hektar yang terbagi di 14 desa, 82 persennya sudah selesai ditanami, dengan usia tanam yang berpiatif, ada sudah usia pemupukan ke dua, ada yang baru selesai tanam, pasalnya area pesawahan di wilayah ini pasokan pengairannya dibagi tiga golongan, untuk area yang berada di area golongan 1 tentunya para petani lebih awal menggarap sawahnya, sementara para petani dianjurkan oleh pihak BP3K melalui para penyuluhnya menanam padi paritas, Ciherang, Mekongga namun ada juga yang menanam paritas Muncul. Hal ini disampaikan Samsudin, Kepala BP3K kecamatan setempat.
“Untuk bisa mencapai hasil panen yang diharapkan, sebaiknya para petani lakukan pengawasan lebih intens untuk pengendalian hama wereng sejak dini, nah jika memang kedapatan ada lebih dari 10 ekor dalam satu rumpun, maka segeralah lakukan tindakan penyemprotan dengan insektisida yang kami anjurkan dengan dosis yang tepat sesuai dengan petunjuk yang tertulis dalam kemasan insektisida yang digunakan, untuk mencegah terjadinya oper dosis pada tanaman padi yang akan berakibat patal,” tuturnya, Sabtu (17/12),di ruang kerjanya.
Menurutnya, lebih detail terkait siklus hidup hama wereng coklat, telur wereng tersebut dalam kurun waktu 7-10 hari akan menetas menjadi Nimpa yang warnanya agak putih, lalu nimpa tersebut dalam jangka waktu 12-15 hari akan menjadi wereng coklat dewasa dan akan bertelur kembali setelah 5-9 hari, hingga populasinya begitu cepat dan tempatnya berada di bagian bawah tanaman padi.
“Untuk melakukan tindakan pengendalian hama wereng, sebaiknya petani lakukan penyemprotan secara merata terutama pada bagian bawah tanaman padi yang merupakan tempat terjadinya populasi hama tersebut, dan yang tak kalah pentingnya bagi para petani adalah, dalam mengelola sawahnya, sejak masa penanaman, pengendalian hama hingga saat panen petani dianjurkan untuk tepat waktu tanam, tepat pemupukan, tepat melakukan pengendalian hama dengan tepat dosis dan tepat cara yang disesuaikan dengan kemajuan teknologi pertanian.”paparnya.
Ditempat terpisah, H. Imron Ketua Gapotan “Sri Tani”yang berada di Desa Kalijati mengaku bahwa, Percepatan pola tanam telah dilakukan lebih awal, sesuai dengan jadual golongan air. pihak BP3K dengan para penyuluhnya, telah melakukan penyuluhan di kelompok tani yang tergabung di Gapoktan yang diketuainya, dalam acara tersebut para petani mendapat beberapa anjuran terkait berbagai hal pertananian.
“ Dikelompok tani, yang tergabung di gapoktan ini, petugas ppl sudah ngariung bareng di saung meeting bersama para petani, untuk menyamakan pemahaman terkait teknologi pertanian dan pengendalalian hama tanaman padi, mudah –mudahan para petani bisa menjalankan anjuran yang disampaikan pihak BP3K, agar para petani bisa mendapatkan hasil panen yang sesuai harapan.” Terangnya singkat.(yos).