SUBANG.(MSS),-Jika tak ada kegiatan Pramuka di lapang sepak bola di Perkebunan Sukareja Desa Lengkong Kec. Cipeundeuy mungkin tak akan tahu kondisi mesjid ini yang diresmikan awal tahun 1967 oleh Administratur Perkebunan R. Hidajat Surjamihardja.
Sebelum tahun ini di dalam perumahan memang Tajug dengan kondisi seperti rumah panggung, untuk shalat Jum’at saja harus pergi ke mesjid di Babakan Jakarta yang berjarak sekitar 2 km, saat itu belum ada kendaraan seramai sekarang jadinya harus pergi berjalan kaki.
Pak Hidajat membangun mesjid agar yang mengaji di Tajug pindah ke mesjid, saat itu belum ada listrik PLN yang ada listrik disel perkebunan yang dinyalakan dari Jam 18.00 sampai jam 06.00 warga di sekitar perkebunan ganta mengandalkan lampu minyak tanah atau disebut lampu teplok masing jarang yang mempunyai lampu patromak.
“Saya waktu itu berusia 10 tahun atau kelas IV SD yang sekolahnya di Lanud Kalijati dengan bersepeda”. katanya.
Seiring berjalannya waktu mesjid dipenuhi oleh anak sebaya saya untuk belajar mengaji, baik orang perkebunan maupun warga sekitar.
Namun apa yang saya lihat sekarang tahun 2023 , di dalam mesjid sudah ada tiang penyangga, sudah dapat dibayangkan kalau tidak ada tiang penyangga mesjid sudah ambruk dimakan usia.
Tak ada lagi anak-anak mengaji, untuk shalat pun hanya penjaga mesjid ini sebut saja Mang Engkos.
Mang Engkos hanya bisa tersenyum ketika ditanyakan kondisi mesjid ini, tak ada sentuhan untuk perbaikan mesjid Perkebunan Sukareja yang dahulu susah payah bisa berdiri oleh pendirinya Administratur R. Hidajat. (eddy muteh)