KARAWANG.(MSS),-Lomba pasanggiri lagu pupuh Sunda tingkat Provinsi Jawa barat yang digelar pada tanggal 29 Agustus lalu di Bumi Makmur Indah(BMI) Lembang Bandung, membuat kekecewaan yang mendalam bagi Agus Nurhidayat siswa SDN Balonggandu IV Jatisari. Hal itu bukan hanya dirasakan oleh Agus saja, tapi bagi pembimbing, Kepala Sekolah, guru – guru dan Kepala Desa Kalijati yang pada saat itu turut menyaksikan penampilan Agus saat melantunkan lagu wajib dan lagu pilihan yang sudah ditentukan sebelumnya.
Menurut Pembimbing Agus, Ati Rohayati, pupuh yang di dipelajari anak didiknya itu salah, karena pupuh tersebut untuk tingkat SMP bukan unuk tingkat SD, namun demikian panitia memberi kesempatan kepada Agus untuk melantunkan pupuh, kendati tanpa mendapat penilaian. “Standing Aplose dari seluruh yang berada di ruang tempat penyelenggaraan pasanggiri itu terdengar gemuruh tak sedikit acungan jempol untuk Agus sebagai peserta yang awalnya ingin membawa nama besar Karawang,”katanya.
Pihaknya mengakui secara jujur, kalau soal menang atau kalah dalam pertandingan itu soal biasa terjadi. Namun, pihaknya merasa sangat kecewa atas kesalahan pemberian lagu pupuh yang akan diperlombakan. “Saya menerima pupuh ini dari opicial Kabupaten Karawang, hingga saat perlombaan tidak ada kabar adanya perubahan pupuh, padahal hanya dua anak peserta pupuh yang mewakili Kabupaten Karawang. Agus ini pernah menjadi juara ke-2 pada tahun 2015 lalu di tingkat Provinsi, Jadi ini harus jadi pengalaman pahit, jangan sampai terulang lagi di masa mendatang.”tutur Ati, Senin (05/09).
Ditempat terpisah, Deny Supriatna Kepala Desa Kalijati Kecamatan Jatisari yang merasa Agus peserta pasanggiri pupuh yang mewakili Kabupaten Karawang adalah sebagai warga Desanya, maka dalam pelaksanaan pasanggiri tersebut dia turut mengawal hingga ke lokasi pelaksanaan. Namun ironisnya dilokasi tersebut tidak hadir opicial kabupaten yang mengawal peserta pupuh dari Karawang, padahal mereka yang menugaskan agar peserta pupuh berlatih, untuk mengikuti pasanggiri di tingkat Provinsi, lalu siapa sebenarnya opicial itu, ada atau tidak ada, lalu dimana rasa tanggung rasa jawabnya untuk Karawang.
“Saya sangat terharu mendengarkan Agus Nurhidayat pada saat melantunkan tembang pupuh, apalagi banyak yang memberikan tepuk tangan seusai agus membawakan pupuh tersebut, walaupun lagu tersebut diluar ketentuan panitia, yang disebabkan oleh kelalaian opicial kabupaten saat menyampaikan pupuh yang harus dipelajari peserta, hal ini bukan main–main, karena ini membawa nama kabupaten Karawang, walaupun ini tidak diharamkan dan tidak berdosa, sifatnya hanya mengecewakan kami,”keluhnya. (yos).