KARAWANG.(MSS),-Tak kurang dari satu kilometer panjang jalan poros Desa yang menghubungkan Desa Pacing dengan Desa Jatibaru Kecamatan Jatisari, masih belum tersentuh pembangunan, padahal jika melihat kondisi jalan tersebut kerusakannya sangat parah, bukan hanya berlubang tapi banyak kubangan yang diameternya cukup lebar, tentunya hal ini akan sangat bedampak pada perekonomian masyarakat desa, terutama untuk sarana angkutan hasil panen para petani.
Menurut Wawan Zaelani, Kepala Desa Pacing, jalan poros desa itu, memang belum ada perbaikan peningkatan jalan sampai sekarang, diakuinya bahwa, kerusakan jalan itu disebabkan, selain dari akibat intensitas curah hujan yang tinggi, juga akibat kendaraan truk yang mengangkut hasil panen dengan beban yang melebihi kapasitas ketahanan badan jalan yang sebelumnya hanya baru dilakukan perkerasan.
“Kondisi jalan yang rusak seperti sekarang ini, akan berdampak pada harga jual padi, hingga merugikan petani sekitar, karena para tengkulak padi enggan untuk masuk ke wilayah itu dengan kendaraan truknya, tengkulak tidak mau ambil resiko hinga kendaraannya yang membawa padi terjerembab dikubangan jalan, makanya harga jual padi dan hasil panen palawija lainnya akan lebih murah, jika dibanding dengan harga pasaran diluar daerah.” Ujar Wawan, Kamis (26/01).
Selanjutnya Wawan juga menyampaikan, bukan hanya jalan poros desa belum tersentuh pembangunan yang kondisinya rusak parah, namun jalan yang sudah dilakukan perbaikan dengan kualitas penikatan Rigit beton pun sudah rusak, menurutnya kwalitas rigit beton yang sudah dilakukan di jalan poros desa itu, baru beberapa tahun belakangan ini, tidak berkualitas, hal initerjadi akibat lemahnya pengawasan secara teknis dari Dinas Binamarga saat itu.
“Terkait kualitas rigit beton jalan, perlu dilakukan pengawasan yang lebih baik yah oleh dinas terkait, karena kenyataanna, jalan yang sudah dibangun dengan menggunakan rigit beton, sudah ambrol lagi, padahal harapan pemerintah daerah, perbaikan jalan poros desa dengan kualitas beton, agar bisa bermanfaat lebih lama, tentunya salah satu penyebabnya adalah akibat lemahnya pengawasan secara teknis.” Unkapnya.
Ditempat terpisah, H.Maksum (62) warga sekitar mengomentari terkait kondisi jalan poros desa yang butuh perbaikan, menurutnya jika bukan pemerintah yang peduli kepada Rakyatnya lalu siapa lagi, karena nasib para petani akan ditentukan oleh sarana dan prasarana pertanian, seperti, dia mencontohkan, tersedianya sarana pengairan, pemupukan dan infrastruktur jalan, menurutnya tiga faktor itulah yang perlu diperhatikan pemerintah, karena sangat erat kaitannya dengan stabilitas perekonomian masyarakat petani.
“Kami sebagai petani, hanya berharap kepada pemerintah, selain untuk mensejahterakan masyarakat petani khususnya, juga untuk meningkatkan hasil produksi pertanian, maka sarana dan prasarananya harus di perhatikan lebih serius lagi, jangan sampai, mengabaikan kebutuhan pertanian, seperti perbaikan saluran terier dan pasokan air, stabilitas penyediaan pupuk dan infrastruktur jalan, untuk menjaga stabilitas harga jual hasil panen, nah dengan kondisi jalan poros seperti ini, bagaimana harga padi akan stabil, tentunya ini akan merugikan para petani,” pungkasnya,(yos).