Kket foto; saat rapat di Desa Purwadadi Barat
SUBANG.(MSS),- Seiring dengan pertumbuhan industri di Kecamatan Purwadadi, maka tak pelak banyak pula kaum pendatang, untuk mencegah paham radikal yang terjadi maka warga Desa Purwadadi Barat Kec. Purwadadi perlu meningkatan kewaspadaan.
Untuk mencegah hal yang demikian pada Jum’at (23/3) mulai pukul 19.30 bertempat di aula Desa Purwadadi Barat, 57 warga yang diwakili para Ketua RT dan RW serta tokoh agama/tokoh pemuda.
Hadir pada kesempatan itu Dit Intelkam Polda Jabar Kompol Asep M. Hamim SH MH dan Kanit I Kamneg. Kapolsek Purwadadi AKP Supratman Tokoh Agama Ust. Dudung Suherman dan Ust. Agus Saripudin.
Untuk mencegah adanya paham radikalisme teroris ISIS yang sudah berkembang pahamnya mempengaruhi rakyat Jawa Barat perlu meningkatkan kewaspadaan yaitu dengan cara bagi setiap tamu wajib lapor dalam waktu 1 x 24 jam kepada aparat desa yaitu RT/RW untuk didata dan segera disampaikan kepada Kapolsek Purwadadi serta Koramil dengan mengedepankan Babinkamtibmas dan Babinsa diharapkan Desa Purwadadi Barat terbebas dari paham radikal teroris ISIS.
Dit Intelkam Polda Jabar juga membekali pada aparat desa hingga RT/RW agar mengetahui perkembvangan teroris ISIS dan modus operandinya saat ini mentargetkan perekutran dengan cara masuk ke lingkungan masyarakat padart penduduk (desa urban) sehingga diharapkan dari kegiatan ini adanya peningkatan kewaspadaan para aparat Desa sampai Ketua RT / RW dan Tokoh Agama mendapatkan gambaran tentang faham radikalisme masuk ke masyarakat dengan cara sembunyi-sembunyi (tertutup) menghindari deteksi dari Petugas/Polri
Desa Purwadadi Barat merupakan Desa Perkotaan yang lingkungan wilayahnya. Pasar Purwadadi dan permukiman padat penduduk. Kondisi desa urban yang padat penduduk dapat dijadikan sasaran persembunyian /tempat perekrutan dan daerah persiapan oleh para kelompok Teroris ISIS, hal ini sudah banyak fakta bahwa kelompok Teroris ISIS berlindung pada masyarakat Agama seperti kasus Sdr. JEFRI, pelaku Bom Tahun Baru 2018 TKP Polsek Bonto Alla Sulawesi, bersembunyi di Indramayu Jawa Barat Desa Urban padat penduduk sampai dengan 3 bulan tidak di ketahui oleh RT / RW setempat, seperti yang diuraikan Kompol Asep M Hamim.
Kapolsek Purwadadi AKP Supratman, menuturkan pemukiman penduduk yang cukup padat, karena banyak pendatang mengontrak dari luar Kec. Purwadadi karena selain memiliki pasar dekat dengan pabrik garment mereka mengontrak di pemukiman penduduk, hal ini perlu adanya kesadaran masyarakat apabila kedatangan tamu wajib melaporkan kepada RT/RW setempat dan meneruskan kepada aparat desa sampai dengan Polsek jangan sampai ketentuan tamu wajib lapor 1 X 24 jam hanya sebagai semboyan belaka, agar perangkat desa RT/RW mengaktifkan kembali Siskamling di pemukiman, jangan sampai ada kesempatan kelompok Teroris ISIS merekrut warga desa dan bersembunyi di rumah penduduk apabila kedapatan maka teroris dan pemilik rumah dapat dihukum karena telah menyembunyikan teroris.
Kapolsek AKP SUPRATMAN, SH, berpesan untuk menjaga lingkungan kita dengan mengaktifkan kembali ketentuan wajib lapor yang sudah menjadi kesepakatan masyarakat dan menjadi norma-norma untuk ditaati seluruh penduduk Desa Purwadadi, apabila da hal-hal yang mencurigakan segera melaporkan kepada Aparat Desa dan kepada Polsek Purwadadi.
Seperti yang disampaikan Kades Purwadadi barat Adi Priatna menuturkan, Desa Purwadadi Barat yang merupakan Desa terpadat di Kecamatan Purwadadi mencapai jumlah pendudukDesa 9.124 orang dan terus bertambah seiring Kec. Purwadadi menjadi daerah Zona Indrustri Garment.
Jumlah RW di Desa Purwadadi Barat 8 RW dan RT berjumlah 33 RT yang mengawasi/melayani masyarakat sekian banyak tidak dapat berjalan baik jika tidak ada kesadaran warganya untuk melapor tamu 1 X 24 jam.
Kades menghimbau, rengan tema tingkatkan tamu wajib lapor dalam mencegah paham Radikal Teroris ISIS di Desa/Kec. Purwadadi Kab. Subang, agar perangkat desanya dapat menerapkan norma-norma hukum dan sosial yaitu salah satunya mencegah Terorisme ISIS masuk di Desa Purwadadi Barat dengan menerapkan Tamu Wajib Lapor 1 X 24 Jam di tingkat RT/RW dan di laporkan ke Polsek setempat.
Selain itu Ust Dudung menceritrakan tentang pengalamannya pernah pergi keluar negeri untuk belajar di Afganistan setelah tamat 4 tahun saya ikut bergabung dengan muslim lainnya karena Afganistan saat itu perang melawan Rusia tujuannya jelasnya yaitu membela rakyat Afganistan dari serangan Komunis Rusia, medannya jelasnya yaitu kondisi perang tapi lihat ISIS sekarang menyerang tidak jelas medannya, Kampung Melayu di serang pelakunya itu salah kaprah karena Jaman Nabi Muhammad SAW pun tidak boleh membunuh musuh jika ada sahabatnya membunuh maka Nabi menjatuhkan hukuman mengganti membayar dengan 100 juta hewan unta sangat berat hukumannya sedangkan teroris saat ini menyerang sesama muslim sehingga saya simpulkan ISIS itu menyerang siapa saja yang tidak sepaham dengan kelompoknya.
Di Irak Syria umat muslim di serang habis sehingga muslim dan tujuannya menyimpang dari ajaran Al-Quran dan Rosulullah, memang dari beberapa teman-teman saya (Teman ABU) seperti Sdr. AMROZI dan MUKLAS ada yang tidak tahan tangannya gatal sehingga mengebom di Bali pada tahun 2002 mereka salah karena Bali saat itu tidak dalam kondisi perang yang akhirnya teman-teman saya di tangkap dan di proses hukum. Dari pengalaman saya jelas kelompok ISIS itu salah karena Jihad itu tidak harus mengorbankan diri menjadi pelaku bom bunuh diri jelas tidak benar, dalam Al-Quran banyak surat-surat di dalamnya menjelaskan tentang jihad namun semuanya bersambung sehingga jihad itu harus jelas medan dan kondisi perang tujunnya untuk membela Islam.
Ustd. Dudung berpesan alhamdululah di Purwadadi Barat sampai saat ini aman dan menjaga kampung kita jangan sampai ada teroris bersembunyi di Desa/Kec. Purwadadi untuk kurang dan lebihnya saya minta maaf semoga sering pengalaman saya dapat berguna bagi bapak/ibu khusunya tentang pemahaman jihad itu harus sesuai Al-Quran dan hadis Nabi Muhamad SAW tidak boleh ditafsirkan sepotong-sepotong sehingga dapat mencelakakan orang lain yang tidak berdosa. (eddy muteh)