Lima Orang Warga Tirtamulya Terserang DBD

Jabar

 

KARAWANG.(MSS),-Lima orang warga Kecamatan Tirtamulya positif  terserang penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. Serangan penyakit terssebut selama bulan Agustus.

Serangan penyakit DBD tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari Rumah Sakit yang memberikan laporan kepada Dinas Kesehatan dan UPTD Puskesmas Tirtamulya. Mereka yang terserang DBD masing-masing, dari Tirtasari 1 orang, Parakan 2 orang dan Kamurang 2 orang. “Ada DBD, tapi tidak sebanyak daerah lain, ada 5 orang yang terjangkit, kasus itu (DBD-red) sudah kami tindak lanjuti dengan melakukan penyelidikan epidemiologi (PE),” ujar Kepala Puskesmas Tirtamulya, dr. Nugraha, MARS. 

Dengan melakukan pengecekan 100 meter dari dari rumah para penderita, dia juga menyampaikan, warga melalui aparatur desa sudah dilakukan sosialisasi untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan melakukan 3 M. Obat abate sendiri, tambah Nugraha, gratis dan tidak diperjual belikan, tersedia di Puskesmas. Oleh karenanya bagi warga yang membutuhkan dipersilahkan untuk datang ke Puskesmas. Jika ada orang yang mengatasnamakan puskesmas dan menjual obat abate maka dipastikan itu oknum. 

“Kami sudah menyampaikan agar warga melakukan pemberantasan jentik nyamuk dengan penaburan obat abate, obatnya gratis, warga tinggal datang saja ke puskesmas,” ucapnya. 

Sedangkan tambahnya, jika warga meminta fogging, alokasi anggaran fogging dari Dinas Kesehatan sudah tidak ada. Sehingga fogging yang menggunakan anggaran pemerintah dipastikan tidak bisa dilakukan. “Untuk fogging paling swadaya yah. Karena anggaran fogging dari dinkes sudah tidak ada. Tapi untuk alat foggingnya ada di Puskesmas,” ujarnya. 

Dijelaskannya, untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, Dinas Kesehatan melalui Puskesmas gencar melakukan sosialisasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Bahkan seminggu sekali dilakukan penilaian kebersihan antar dinas instansi ditingkat Kecamatan. “Kami sudah melakukan pemantauan dengan rutin. Karena ada evaluasi PHBS di tingkat Kecamatan. Kami (tim puskesmas-red)  langsung turun kelapangannya,” pungkasnya. (yos).

 

Tinggalkan Balasan